Kodim Sragen - SEJARAH SINGKAT SATUAN KODIM 0725/SRAGEN PENDAHULUAN Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan p...
Kodim Sragen - SEJARAH SINGKAT SATUAN KODIM 0725/SRAGEN
PENDAHULUAN
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 di daerah Kabupaten Sragen (Sukowati) ditandai dengan gerakan-gerakan spontanitas rakyat dan khususnya para Pemuda untuk merebut Kantor / Instansi dan Lembaga Vital dari tangan penguasa Jepang. Setelah berdirinya kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dari hasil perjuangan gerakan rakyat/pemuda maka untuk mempertahankan negara yang baru berdiri, dibentuklah suatu Badan Keamanan Rakyat disingkat BKR, dan Badan Pejuang yang lain seperti BPRI, Angkatan Muda Sukowati Hisbulah dan lain sebagainya. Pada tanggal 5 Oktober 1945 Badan Keamanan Rakyat dirubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat disingkat TKR, TRI dan yang terakhir TNI-AD.
CIKAL BAKAL KODIM 0725/SRAGEN.
Pada tanggal 5 Nopember 1945 di Sragen dibentuk Kesatuan Yon 20 Rinif 27 Divisi IV (Panembahan Senopati), adapun pengangkatan Danyon berdasarkan pilihan secara Demokratis seperti pada suatu organisasi. Massa yang memilih pengurus. Maka tepilihlah Mayor Soeharto sebagai Danyon. Dari beberapa orang bekas Perwira Peta (Syodantyo) yang tidak terpilih kemudian meninggalkan Sragen untuk berjuang di daerah lain ialah : Panudi Mochamad Ali, sebagai Yugeki Syodantyo menggabung dengan Polisi Militer khusus dibawah pimpinan Zulkifli Lubis kemudian Letkol Soemarto Kusumodirdjo Danrinif 27, mantan Syodantyo Panudi Mochamad Ali segera dipanggil kembali dari Jogja untuk mendampingi Komando Yon 20 di Sragen. Pada tanggal 11 Desember 1945 Mayor Soeharto gugur bersama pengawalnya di Front Ngasinan Tuntang, selanjutnya Komando Yon 20 Rinif 27 Divisi IV dipegang oleh Mayor Panudi Mochamad Ali. Dalam sejarah pengabdiannya Yon 20 Rinif 27 Divisi IV tanpa terputus mengirimkan pasukannya ke Front sebagai berikut : (1) Tahun 1945 bulan Oktober Jembatan Kaligawe Semarang dalam pertempuran 5 hari. (2) Bulan Desember 1945 dalam rangka Palagan Ambarawa gugurlah Mayor Soeharto di Front Tuntang. (3) Tahun 1946 Genuk, Sayung dan Demak Front MMTG. (4) Tahun 1946 s/d 1947 Markas Medan Tenggara (MMTG) di Mranggen dengan Danpur Letkol Basuno dan Wadanpur Mayor Panudi Mochamad Ali. (5) Tahun 1947 MTTG di Karang Rayung Purwodadi. (6) Tahun 1947 s/d 1948 PP IV F di Telawah dan Gundhi, Mayor Panudi Mochamad Ali sebagai Danpur. Disamping melaksanakan tugas Tempur Yon 20 juga bertugas sebagai Kesatuan Teritorial untuk wilayah Sragen.
TERBENTUKNYA KDM (KOMANDO DISTRIK MILITER) SRAGEN
Pada permulaan tahun 1948 diadakan rekontruksi dan rasionalisasi Angkatan Perang yang membagi kesatuan-kesatuan dalam kesatuan Mobil dan Teritorial. Dari Yon 20 Rinif 27 Divisi IV di ambil 1 Kompi Inti dibawah pimpinan Lettu Edy Sugardo sebagai Danki untuk digabungkan pada Yon 441 Condrobirowo dibawah pimpinan Mayor Soemardi/Mayor Darmono. Sisa pasukan Yon 20 diberi status Kesatuan Teritorial dibawah pimpinan Panudi Mochamad Ali, namun instruksi dan pedoman/petunjuk struktur dan tatakerja sebagai Komando Teritorial belum didapat, sehingga segala langkah hanya didasarkan pada inisiatif sendiri. Pada tanggal 30 Juni 1948 berdasarkan Surat Keputusan dari Komando Sub Teritorial Surakarta Mayor Panudi Mochamad Ali (Dandim ke 1) ditetapkan sebagai Perwira Distrik Militer (PDM) pada Komando Distrik Militer Kabupaten Sragen. Dengan demikian resmilah sudah terbentuknya Komando Distrik Militer (KDM) yang kemudian menjadi Kodim 0725/Sragen dengan ditetapkan pembentukkannya tanggal 30 Juni 1948. Latar belakang pembentukan tersebut dikandung maksud membentuk aparat teritorial yang pada waktu itu belum ada, dengan tugas pembinaan teritorial dalam rangka melancarkan operasi gerilya terhadap Belanda.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Clash ke II Belanda masuk daerah-daerah pedalaman, masuk kota Sragen kira-kira tanggal 24 Desember 1948, sehingga pemerintahan Sipil maupun KDM keluar kota Sragen, waktu itu Pemerintahan Sipil maupun Militer dibagi menjadi dua :(1) Sebelah selatan Bengawan Solo dipimpin oleh Bupati Mangun Negoro dan Militernya oleh Mayor Hartadi (Dandim ke 2) dengan Kepala Staf Kapten Sumantri Oetoro, dengan Staf lengkap. Pemerintahan ini disebut Pemerintahan Militer Kabupaten (PMKB). (2) Sedangkan untuk utara Bengawan Solo dipimpin oleh Patih Projorahardjo dan Militernya oleh Kapten Wuryarso. Dalam hal ini Pemerintahan tetap satu yaitu PMKB Sragen.
Pada bulan Nopember 1949 Pemerintahan Militer Kabupaten Sragen masuk kota karena penyerahan kedaulatan yang didahului dengan Cease Fire, setelah itu pemerintahan kembali aktif melaksanakan tugas pokoknya pembinaan Teritorial dengan Komandannya tetap Mayor Hartadi sebagai Dandim ke 2 dan Kepala Stafnya Kapten Soemantri Oetoro.
PENUTUP
Sejarah terbentuknya satuan kodim 0725 Sragen diawali dengan peran penggabdian sesuai dengan alam perjuangan melalui pembinaan Teritorial dengan mengerahkan pemuda dan Masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk aktif melawan Belanda. Seiring dengan berjalannya waktu, peran dan pengabdian Kodim 0725 Sragen Pada tahun 1965 s-d 1966 Kodim 0725/Sragen bersama-sama pemerintah daerah dan aparat keamanan yang lain mengadakan Operasi penumpasan G.30.S
/PKI diseluruh Wilayah Kabupaten Sragen, Dari tahun 1986 sampai dengan 1989 Kodim 0725 Sragen telah mengirimkan pers Bati dan Bintara secara bergantian da rangka pemulihan keamanan Timor-Timur, dan dalam rangka pemulihan keamanan di Ambon Maluku Kodim 0725/Sragen telah mengirimkan Perwira BKO Dam XVII/Ptm dari tahun 2005 sampai dengan 2006.
Sesuai dengan tugas pokok sebagai Satuan Komando Kewilayahan Kodim 0725/Sragen dalam perjalanan waktunya selama ini berperan aktif dalam kegiatan mendukung pemkab Sragen dalam pembangunan wilayah dengan melaksanakan kegiatan Bhakti TNI baik karya bhakti maupun ops bhakti antara lain : AMD (ABRI MASUK DESA), TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) REGULER., TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) SENGKUYUNG. Kodim 0725/ Sragen melaksanakan TMMD Sengkuyung 3 (Tiga) kali dalam 1 (satu) tahun (Tahap I dan tahap II), TNI MANUNGGAL KB KES (TMKK), melaksanakan TMKK 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di wilayah Kab. Sragen. Kegiatan dalam pengamanan pemilu / pemilukada dilaksanakan bersama instansi lain antara lain Pemilu, Pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah, kegiatan sosial kemanusiaan (civic mission) dalam penanggulangan bencana alam di wilayah Sragen, penanganan banjir dan bencana angin puting beliung serta tanah longsor.
Kodim 0725/Sragen adalah Satuan Pelaksana Komando Kewilayahan yang berkedudukan langsung di bawah Korem 074 / Warastratama.
COMMENTS