Warga di Desa Bukuran, Kalijambe digemparkan dengan kemunculan sumber air yang menyemburkan gas. Tak hanya itu, air yang keluar juga ter...
Warga di Desa Bukuran,
Kalijambe digemparkan dengan kemunculan sumber air yang menyemburkan gas. Tak
hanya itu, air yang keluar juga terbakar ketika disulut api. Bahkan, kobaran
api yang keluar terbilang cukup besar. Fenomena sumur dengan kobaran api itu
muncul sekitar sebulan silam. Namun kembali menjadi perbincangan warga dua hari
terakhir.
Salah satu perangkat desa
Bukuran, Kirno (38) warga Grogolan RT 17, Bukuran, menuturkan sumur itu muncul
di lahan warga Parlan, di Dukuh Sendang, RT 15, Desa Bukuran, Kalijambe. Sumur
keluar api itu muncul ketika dilakukan pengeboran untuk pembuatan sumur proyek
bantuan dari ESDM sebulan silam. Ia menuturkan awalnya Desa Bukuran dapat
bantuan sumur gali untuk irigasi pertanian. Kemudian dari hasil pemetaan,
diajukan tiga titik yang akan dibor.
Ternyata dari tiga titik
itu, hanya satu titik yang bisa keluar air sedang yang dua titik lainnya gagal.
Kontraktor yang mengebor sempat menyerah, akhirnya warga berinisiatif
melanjutkan mengebor sendiri di sawah.“Nah saat mengebor di titik sawah Parlan
itu kedalaman 70 meter. Lalu dites, airnya muncul tapi disumet keluar api.
Kemarin saya iseng-iseng mengunggah videonya ke media sosial dan ramai lagi,”
paparnya Senin (24/9/2018).
Menurutnya, saat pertama
kali menyembur, air sempat bercampur bau menyengat seperti belerang. Karena
memunculkan api besar, warga ketakutan sehingga untuk keselamatan sumur
sementara ditutup. Karena dampak air bercampur api itu juga membuat tanaman di
sawah sekitarnya ikut mati.
“Kalau semburan dan kobaran
apinya lumayan besar. Karena ukuran pipanya empat dim. Sementara sumurnya
ditutup sama yang punya sawah. Ia berharap fenomena sumur menyebur api itu bisa
menjadi perhatian Pemkab dan kemudian mencarikan solusi lain untuk pembuatan
sumur di titik lain.
Sebab, saat ini kondisi
wilayahnya memang sangat kekeringan. Harapan warga, pihak ESDM tetap
mengupayakan solusi dicarikan titik lain untuk dibuatkan sumur pengganti. “Ini
kami mengajukan lagi 17 titik. Mudah-mudahan bisa menjadi perhatian dan bisa
direspon dari pihak ESDM,” tuturnya.
Kades Bukuran, Dimanto Tohak
membenarkan fenomena itu. Menurutnya karena muncul api, proses pembuatan sumur
dalam di lokasi itu sudah dihentikan dan kawasan sekitar sumur sudah ditutup. “Air
yang muncul seperti ada minyaknya. Lokasi sumur di perkampungan dekat sawah.
Tapi pengeboran tidak dilanjutkan karena kondisinya seperti itu. Air-minyak
yang muncul berasa asin dan tidak layak konsumsi,” kata dia.
COMMENTS