Jum’at, 21 September 2018 pukul 13.20 s.d 18.00 bertempat di Gedung Sasana Manggala Sukowati Kab. Sragen telah berlangsung Pembuka...
Jum’at, 21 September 2018 pukul 13.20
s.d 18.00 bertempat di Gedung Sasana Manggala Sukowati Kab. Sragen telah
berlangsung Pembukaan Pameran Produk Inovasi 2018 dan Sragen Multi Event 2018,
oleh H.Ganjar Pranowo, SH.,M.IP (Gubernur Jateng) sebagai penanggung jawab
kegiatan Bappeda Kab. Sragen yang di ikuti lk 10.000 orang.
Hadir dalam kegiatan tersebut H.Ganjar
Pranowo, SH.,M.IP (Gubernur Jateng), Taj Yasin Maimoen (Wakil Gubernur Jateng),
DR.Ir.Jumain, Appe M.Si (Mewakili Dirjen Penguatan Inovasi Kementrian
Menristekdikti RI ), DR.Adi Suryanto M.Si ( Kepala LAN RI ), Dr. Ir. Sri
Puryono KS MP(Sekda Jawa Tengah), Brigjen TNI Agus Bakti Fadjari SIP.,M.Si
(Kasdam IV/Dip), Brigjen Pol Drs. Luthfi, SH. S.S.T. MK (Waka Polda Jateng), Agustina
Wilujeng Pramestuti,SS (Komisi IV DPR RI Faksi PDI P), dr Hj. Kusdinar
Untung Yuni Sukowati (Bupati Sragen), Letkol Arh Camas Sigit Prasetiyo,
M.MDS (Dandim 0725/Sragen), AKBP Arif Budiman SIK. MH (Kapolres Sragen) , Dedy
Endriyatno,SE (Wakil Bupati Sragen), Drs. Tatag Prabawanto B, MM (Sekda Kab.
Sragen), Perwakilan Bupati/Walikota Se-Jawa Tengah, Para Asisten I, II, III
Setda Kab. Sragen, FKPD Kab. Sragen, Ka Badan/Dinas Instansi sek Kab.Sragen
Camat se Kab. Sragen, Tamu Undangan lainnya, Peserta Pameran Produk Inovasi
2018 dan Sragen Multi Event 2018 serta Masyarakat Sragen
dr.Hj. Kusdinar Untung Yuni Sukowati
(Bupati Sragen) mengungkapkan berkoordinasi dengan semua pihak adalah tantangan
tersendiri karena saya merangkap sebagai ketua Panitia dalam penyelenggaraan
acara ini. Kami harap hadirin dapat
membeli dan membawa barang belanjaan dari Stand yang ada disini dan semoga
tidak mengecewakan. Dalam penayangan potensi Sragen sengaja kami tidak
tampilkan gunung kemukus karena kami berusaha untuk menghilangkan konotasi
negatif dan Gubernur berjanji akan mengatasi dalam mengubah konotasi negatif
tersebut sehingga tahun depan dalam acara yang menampilkan potensi daerah dapat
ditampilkan potensi gunung kemukus.
Sambutan H.Ganjar Pranowo, SH.,M.IP
(Gubernur Jawa Tengah) mengatakan puji syukur senantiasa kita panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat dan
Hidayahnya, sehingga bisa bertemu dan bersilaturahmi disini, Kedaulatan pangan
menentukan Kedaulatan suatu negara, untuk itulah Presiden RI Ir. Joko Widodo
memasukkan kedaulatan pangan ini menjadi salah satu program agenda prioritas.
Kedaulatan pangan dicerminkan pada kekuatan untuk mengatur masalah pangan
secara mandiri, yang perlu didukung dengan: Ketahanan pangan, terutama kemampuan mencukupi
pangan dari produksi dalam negeri.Pengaturan kebijakan pangan yang dirumuskan
dan ditentukan oleh bangsa sendiri dan mampu melindungi dan mensejahterakan
pelaku utama pangan, terutama petani dan nelayan. Kedaulatan pangan akan
terwujud dimulai dengan tercapainya Ketahanan Pangan (sesuai UU No 18 tahun
2012 tentang Pangan), dimana keberhasilannya melibatkan Peran Lintas Sektor dan
masyarakat.
Pada Isu Strategis Kedaulatan Pangan,
Pemprov. Jateng menetapkan arah kebijakan dan prioritas dengan Mewujudkan
ketahanan pangan masyarakat dan daya saing pangan. Potensi Provinsi Jawa Tengah
meliputi: Penduduk dengan jumlah 34.257.861 jiwa; luas 3,25 juta ha (1,70 dari
Luas Indonesia); Lahan sawah 992 ribu ha dan Lahan bukan sawah 2,26 juta ha; 29
Kabupaten den 6 Kota; 573 Kecamatan serta 7.809 desa dan 769 kelurahan.
Komoditas unggulan pendukung pangan : Padi, jagung, kedelai, bawang merah,
kentang, cabe besar, tebu, daging, susu, telur dan ikan. Jateng terus bergerak
pada capaian positif untuk berkontribusi bagi perwujudan daulat pangan negeri
ini.
Kontribusi Jawa Tengah terhadap
Kebutuhan Pangan Nasional adalah, Angka produksi Beras Nasional berdasarkan
Asem 2017 sebanyak 81.042.874 ton, angka produksi Jateng sebesar 11.395.395 ton
atau 14,06 %, menempati urutan ke tiga setelah Jawa Barat (15,21%) dan Jawa Timur
(16,120/0). Jagung angka produksi Nasional 28.925.710 ton, Jateng 3.577.507 ton
(12.37%), menempati urutan ke dua setelah Jawa Timur. Kedelai angka produksi
Nasional 538.253 ton, Jateng 105.553 ton (19,61%) atau menempati urutan ke dua
setelah Jawa Timur (37,330/0). Kebijakan pembangunan pertanian mewujudkan
Ketahanan Pangan di Jawa Tengah antara Iain melalui : Upaya Pengendalian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LPZB) melalui Perda No. 2 Tahun 2013
tentang Perlindungan LPZB Prov. Jateng dijabarkan menjadi Pergub 2013
tentang Pedoman pengembangan dan Pembinaan LPZB dan Pergub No. 47 tahun 2013
tentang Petunjuk teknis, kriteria persyaratan dan tata cara alih fungsi Iahan
LPZB Prov. Jateng.
LPZB yang ditetapkan yaitu 1.022.570,86
ha (Perda No. 6 tahun 2010 tentang RT RW Pemprov. Jateng). Upaya
Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, dengan keluarnya Perda No. 5 tahun 2016
tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani dan ditindaklanjuti dengan Pergub
tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda tersebut. Secara langsung upaya yang
dilakukan antara lain melalui penerapan Kartu Tani. Pelaksanaan
Integrated Farming System bekerjasama dengan UGM dan Perhutani
dengan penerapan sistem aman terpadu dalam kawasan hutan dilaksanakan oleh
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
Peningkatan Produksi melalui penerapan
Sapta Usaha Tani secara optimal meliputi : Benih/bibit unggul: Penggunaan
varietas unggul baru. Pengolahan Iahan yang baik mekanisasi: Penyehatan tanah
dengan mengoptimalkan pupuk berimbang, bahan organik dan agensia hayati serta
Tata tanam jajar legowo, Gerakan olah tanah dan tanam serentak. Pemupukan yang
tepat: Tepat waktu, jenis dan dosis, serta mengoptimalkan pupuk
organik . Pengendalian OPT secara terpadu: Kegiatan Stop Spot untuk
menekan Sangguan OPT . Pengairan/Irigasi yang cukup: Perbaikan Jaringan
irigasi dan embung, pendampingan P3A dan GP3A lebih intensif, Pompanisasi
terutama daerah kekeringan serta penggunaan air melalui irigasi berselang atau
Intermitten.Penerapan pasca panen yang baik Efesiensi perlakuan panen dan pasca
panen. Pemasaran Hasil Pertanian dengan menjaga kualitas tanaman yang
dibudidayakan. Meski demikian faktor tata niaga juga sangat berpengaruh
terhadap pendapatan petani. Saat ini kondisi tata niaga khususnya pangan pokok
masih merupakan rantai distribusi yang panjang (produsen/ petani pengepul
pedagang besar pengecer konsumen). Idealnya adalah bagaimana bisa memperpendek
alur tata niaga dari produsen konsumen atau produsen pengecer konsumen.
Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
(PUPM) melalui Toko Tani Indonesia (TTI), untuk menyerap produk pertanian
dengan harga yang layak dan menguntungkan petani khususnya bahan pangan pokok
dan strategis, mendukung stabilisasi pasokan dan harga, memberikan kemudahan
akses bagi konsumen terhadap bahan pangan pokok dan strategis, dengan harga yang
terjangkau dan wajar. Perluasan Akses Informasi melalui Panel harga pangan .
Panel harga pangan dilaksanakan di 35 kab/kota se-Jawa Tengah.
COMMENTS